Kamis, 23 Oktober 2014
Pengaruh Budaya Asing Terhadap Keutuhan dan Persatuan Bangsa
1 komentar Diposting oleh Riska Jafar di 05.36
Menjadi pemuda
merupakan fase kehidupan yang mesti dilalui. Dengan segala potensi yang
dimiliki seringkali terdengar ungkapan klise bahwasanya pemuda adalah tulang
punggung bagi kemajuan sebuah bangsa. Pernyataan tersebut telah
dibuktikan di setiap belahan bumi manapun, dimana pemuda merupakan sosok
yang mampu memberikan arah dan warna tersendiri dalam
kehidupan.
Potensi yang begitu besar pada sosok seorang pemuda
secara otomatis juga memberikannya tanggung jawab besar yang harus di pikul.
Masa muda merupakan masa dimana seseorang memiliki semangat dan tekad yang
membara, hal ini tentu harus disadari agar semangat yang begitu membara dapat
di arahkan kepada hal – hal yang bersifat positif dan membangun.
Sayangnya pengaruh budaya asing yang datang dan
tampa filter seiring dengan perkembangan teknologi, membuat para pemuda
terpengaruh lantas terseret dalam arus globalisasi, mereka seperti melupakan
tanggung jawab dan nilai yang tertanam dalam dirinya.
Label: Sumpah Pemuda Artikel
Rabu, 30 April 2014
Tiga tahap utama penelitian yaitu : tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan, tahap penulisan laporan.
A. TAHAP PERENCANAAN PENELITIAN
1. Pemilihan masalah, dengan kriteria:
Ø Merupakan tajuk penting,
menarik, diminati peneliti, biasa diteliti,
mampu ditangani
Ø Belum diteliti
Ø Bias diteliti: kendala waktu, biaya, sdm
Ø data
dapat diperoleh
Ø bermanfaat
2. Latar Belakang masalah,
perlu untuk:
Ø Menempatkan masalah dalam perspektif tertentu
Ø Menegaskan fokus perhatian dalam penelitian
Ø Menjelaskan cakupan dimensi permasalahan
Sangat Penting karena:
·
Merupakan informasi dasar yang menggambarkan hubungan penelitian dengan penelitian lainnya.
·
Membangkitkan ketertarikan pembaca dan mendorong untuk membaca lebih lanjut
·
Menjelaskan pentingnya penelitian
Penelitian Kualitatif:
masalah yang dapat dipahami lebih baik jika dieksplorasi dari segi konsepsi atau fenomena.
Penelitian kuantitatif:
masalah yang
dapat dipahami lebih baik jika factor atau variabel yang mempengaruhi suatu kejadian dapat dikenali.
Kamis, 24 April 2014
Secercah harapan pun ikut pergi bersamaan
dengan kepergianmu kak’ :’( ..
kami sadar Yaa Alloh, Engkau lebih menyayangi dia, karena itu ku mohon Yaa
Alloh, terangilah jalannya, terimalah amal perbuatannya, tempatkanlah dia di
tempat terbaik di sisi_MU, luaskanlah tempat tinggalnya, dan sambutlah
kedatangannya.
karena sesungguhnya hanya Engkau yang mengetahui hidup dan mati kami.
karena sesungguhnya hanya Engkau yang mengetahui hidup dan mati kami.
Selasa, 11 Juni 2013
Ketertingglan dunia modern karena terlalu cepat menerima perubahan. Seperti itulah yang aku ingat dari Sartre, saat mendengar pilihanmu untuk membaca Les Mot’s (Kata-kat
a), sebuah novel biografisnya, yang didalamnya juga kita temukan sebuah pengakuan puitik “kehidupanku telah kuawali seperti rupanya aku akan menutupnya; ditengah buku-buku ku. Aku tak tahu jelas rantai asosiasi kebahasaan sehingga pilihan itu bisa jatuh pada novel ini, hanya semacam kilasan yang memberikan sensionlitas-afeksi pada jejaring sosial; aku jadi teringat, walaupun tidak jitu, mungkin berawal dari catatan singkatmu di facebook, yang menulis tentang “berbahagialah bagi mereka yang berekstase dengan tumpukan-tumpukan buku”.
Seperti itulah yang aku ingat, maklum, daya ingat ku sedikit terhalang akibat gejala masa silam yang masih menunjukan medan partikelrnya, membuat ku sedikit sulit untuk mengingat secara detail. Ataukah mungkin seperti kau tuliskan dalam “Aku, Kamu dan tumpukan Buku” bahwa otak, secara genetis-organis membut kita berbeda dalam merangkai kenangan. Aku jadi ingat saat membaca Quraish Shihab, Perempuan, dan Daniel Guleman dalam bukunya Social Intelgence, kecenduruangan perempaun lebih pada mengingat waktu secara mendetail ketimbang lelaki. Mungkin kita butuh ruang lebih untuk mebicarakan hal ini.
Hei kau wanita separuh
baya, apakah gerangan yang kau fikirkan?? Apa yang menjadi beban di pundakmu
saat ini?? Bagilah ke kami, jamgan
menangis sendiri, karena ketika aku menangis kau selalu dating merangkul memberi
kesejukan di bathin seperti tetes demi tetes embun yang hadir di saat pagi.
jangan tersiksa sendiri, karena ketika aku dalam situasi yang memprihatinkan, kau rela berkorban untukku meski harus memakan bangkai sekalipun.
jangan tersiksa sendiri, karena ketika aku dalam situasi yang memprihatinkan, kau rela berkorban untukku meski harus memakan bangkai sekalipun.
Kita bukan ada di
panggung sandiwara karena kita tidak pernah melakoni hal-hal yang
terdramatisir. Kita bukan segopoh emas, melainkan tembaga yang terus akan tetap
di poles sehingga menjadi satu kesatuan utuh.
masih ingatkah kalian?? Saat kita terbuang di antara gelak tawa yang terpampang di antara wajah-wajah pendosa?? Membangkitkan asa bahwa aku dan kita mampu hidup di antara yang terbuang. Saling mengenal di antara putih abu-abu, meski saat ini kita sudah beranjak meninggalkan secarik kenangan yang hanya ada dalam ingatan sampai bahkan dalam intuisi tapi tak menjadikan kalian beranjak di hati dan fikiran.
masih ingatkah kalian?? Saat kita terbuang di antara gelak tawa yang terpampang di antara wajah-wajah pendosa?? Membangkitkan asa bahwa aku dan kita mampu hidup di antara yang terbuang. Saling mengenal di antara putih abu-abu, meski saat ini kita sudah beranjak meninggalkan secarik kenangan yang hanya ada dalam ingatan sampai bahkan dalam intuisi tapi tak menjadikan kalian beranjak di hati dan fikiran.
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)