Kamis, 23 Oktober 2014
Menjadi pemuda
merupakan fase kehidupan yang mesti dilalui. Dengan segala potensi yang
dimiliki seringkali terdengar ungkapan klise bahwasanya pemuda adalah tulang
punggung bagi kemajuan sebuah bangsa. Pernyataan tersebut telah
dibuktikan di setiap belahan bumi manapun, dimana pemuda merupakan sosok
yang mampu memberikan arah dan warna tersendiri dalam
kehidupan.
Potensi yang begitu besar pada sosok seorang pemuda
secara otomatis juga memberikannya tanggung jawab besar yang harus di pikul.
Masa muda merupakan masa dimana seseorang memiliki semangat dan tekad yang
membara, hal ini tentu harus disadari agar semangat yang begitu membara dapat
di arahkan kepada hal – hal yang bersifat positif dan membangun.
Sayangnya pengaruh budaya asing yang datang dan
tampa filter seiring dengan perkembangan teknologi, membuat para pemuda
terpengaruh lantas terseret dalam arus globalisasi, mereka seperti melupakan
tanggung jawab dan nilai yang tertanam dalam dirinya.
Pemuda seharusnya menjadi pendobrak atas
permasalahan bangsa yang individualistik, menuntaskan korupsi di saat ini dan
akan datang, serta mampu mengangkat isu-isu yang memiliki kekuatan moral bagi
kemajuan bangsa Indonesia, juga sebagai motor penggerak dan wadah pemersatu
bangsa.
Pemuda seharusnya lebih peka dan tidak mudah
terjerat dalam hegemoni yang melenakan, memiliki rasa ke-indonesia-an yang
tinggi agar tidak mudah menjadi budak trend bangsa lain.
Pemuda seharusnya mempunyai kesadaran untuk
memberikan yang terbaik bagi bangsa dan Negara tempatnya dilahirkan,
mengarahkan segala potensi untuk kemanfaatan sesama tampa berharap balasan,
bukannya telah banyak yang dinikmati dari bangsa ini berupa beras, ikan dan
sayur mayurnya yang membuat kita tumbuh sebagai pemuda?
Cita-cita untuk
membangunkan pemuda dari keterlenaan tetaplah harus ditanamkan. Sebuah pembinaan
positif diperlukan agar para pemuda menyadari peran dan tanggung jawabnya.
Pemuda perlu diarahkan agar berpijak pada landasan asasi yang tiada lain adalah
al-din al-Islam. Ini merupakan syarat utama, karena Islam merupakan sistem
abadi yang akan mengantarkan pemuda menuju kemajuan dan
pencerahan.
Pemuda seharusnya dapat memposisikan diri sebagai
pilar yang menopang sendi – sendi bernegara, dan panji kebangkitan bagi
bangsanya. Bukankah para pendahulu kita telah memberi contoh?, dengan
menorehkan tinta emas perjalanan panjang menuju kemerdekaan lewat ikrar sumpah
yang bersejarah itu?,
Di sisi lain, tak selamanya pemuda mampu membawa
perubahan signifikan. Pemuda justru menjadi beban masyarakat dengan segala
kebodohannya memahami hakikat kehidupan. Kenyataan empiris yang terus
menghiasi, pemuda ternyata menjadi corong kebatilan, pemikul panji kemungkaran
dan penegak kemaksiatan.
Arus pemikiran negatif tak henti-henti menggerogoti para pemuda sehingga harus tegak berdiri dalam topangan hedonisme dan kenikmatan semu. Melihat fenomena tersebut tentu saja harapan perbaikan bangsa tak mungkin terwujud. Perbaikan tak mungkin dipikulkan kepada pemuda yang tidak memiliki landasan kokoh dalam hidupnya. Dengan kondisi bangsa yang membutuhkan ketinggian daya juang mustahil menyerahkannya kepada pemuda lemah dan tidak berjiwa kuat.
Dalam memperbaiki kondisi kritis bangsa, pengorbanan pemuda merupakan sebuah keniscayaan. Umat telah cukup lama menantikan kiprah pemuda untuk mempersembahkan kontribusinya bagi perbaikan bangsa. “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”(Qs. Ali ‘Imran (3) : 110). Wahai pemuda, masa terus berlalu dan umat telah menunggu. Adakah yang bersedia menyambut seruan ini? Wallahu a’lam bish-shawab.(*)
Arus pemikiran negatif tak henti-henti menggerogoti para pemuda sehingga harus tegak berdiri dalam topangan hedonisme dan kenikmatan semu. Melihat fenomena tersebut tentu saja harapan perbaikan bangsa tak mungkin terwujud. Perbaikan tak mungkin dipikulkan kepada pemuda yang tidak memiliki landasan kokoh dalam hidupnya. Dengan kondisi bangsa yang membutuhkan ketinggian daya juang mustahil menyerahkannya kepada pemuda lemah dan tidak berjiwa kuat.
Dalam memperbaiki kondisi kritis bangsa, pengorbanan pemuda merupakan sebuah keniscayaan. Umat telah cukup lama menantikan kiprah pemuda untuk mempersembahkan kontribusinya bagi perbaikan bangsa. “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”(Qs. Ali ‘Imran (3) : 110). Wahai pemuda, masa terus berlalu dan umat telah menunggu. Adakah yang bersedia menyambut seruan ini? Wallahu a’lam bish-shawab.(*)
Label: Sumpah Pemuda Artikel
1 Comment:
-
- Anonim said...
29 November 2022 pukul 19.17The next important step is to resolve what type of playing content you wish to work with. The extra various the entertainment portfolio your online on line casino presents, the extra players it's going to appeal to. In the USA and Europe sports activities betting and casinos 점보카지노 are prevailing among the many taking part in} inhabitants, taking up the third of the entire market in 2018. The statistics appears to reassure those that wish to provoke their very own playing firm via the Internet.
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)